Langsung ke konten utama

Adi Lebih Senang Makan Daging Ayam dari pada Kambing


Pembaca yang berbahagia, mari kita perhatikan dua contoh kalimat berikut,

1. Adi lebih senang makan daging ayam daripada kambing.
2. Ida lebih terampil merangkai bunga daripada janur.

Berkaitan dengan pernalaran dalam kalimat, kali ini akan membahas kalimat yang kurang cermat karena kesalahan penggunaan rincian dalam penyusunan kalimat.

Kita mulai dari kalimat pertama. Adi lebih senang makan daging ayam daripada kambing. Kalimat ini mengandung makna, Adi senang makan daging ayam dan kambing pun senang makan daging ayam. Dengan kata lain, tingkat kesukaan Adi makan daging ayam lebih tinggi dibandingkan tingkat kesukaan kambing makan daging ayam. Hal ini terjadi karena yang dibandingkan adalah subjek kalimat yaitu antara Adi dengan kambing dalam hal kesukaan makan daging ayam.

Benarkah demikian makna yang diinginkan dalam kalimat itu? Kita yakin bukan itu maksudnya. Kemungkinan makna yang diinginkan adalah Adi menyenangi daging ayam dan kurang menyenangi daging kambing. Maka, kalimat di atas harus dicermatkan agar tidak menimbulkan salah pernalaran. Perbaikannya adalah Adi lebih senang makan daging ayam daripada makan daging kambing.

Kalimat kedua, Ida lebih terampil merangkai bunga daripada janur. Kekurangcermatan kalimat ini sejenis dengan kekurangcermatan kalimat sebelumnya. Makna yang timbul dari kalimat ini adalah Ida lebih terampil merangkai bunga daripada janur merangkai bunga. Hal ini terjadi karena yang dibandingkan dalam kalimat tersebut adalah tingkat keterampilan Ida dan Janur dalam merangkai bunga.

Padahal makna yang diinginkan dalam kalimat di atas adalah Ida terampil merangkai bunga tetapi kurang terampil merangkai janur. Perbaikan kalimat itu agar lebih cermat adalah Ida lebih terampil merangkai bunga daripada merangkai janur.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahta atau Takhta?

Harta, tahta, dan wanita. Tiga kata ini sering kita dengar atau kita baca terkait dengan tiga jenis godaan bagi manusia di dunia. Namun sekarang kita tidak akan membahas esensi materi tiga kata tersebut. Fokus kita tertuju kepada bentuk kata tahta. Apakah penggunaan kata tahta sudah benar? Apakah ada bentuk kata lain yang digunakan masyarakat pengguna bahasa? Kata tahta ternyata bersaing dengan kata takhta . Hasil pengecekan penulis dalam mesin pencari kata daring, ditemukan kata tahta dan takhta. Berikut kutipannya. (1) Upacara Naik Tahta Kaisar Naruhito Dilaksanakan Pagi Ini (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190501080200-113-391032/upacara-naik-tahta-kaisar-naruhito-dilaksanakan-pagi-ini) (2) Kilas Balik Pergantian Tahta pada Masa Kerajaan di Indonesia (https://www.kompasiana.com/tomidwikinugraha7577/5c619ab6677ffb39292d44e3/kilas-balik-pergantian-tahta-pada-masa-kerajaan-di-indonesia) (3) Takhta (https://id.wikipedia.org/wiki/Takhta) Lalu bentuk kata mana yang dibakuka...

GAYA HIDUPMU, UKIRAN KEHIDUPANMU!

Reporter: Abimanyu Caesar p IX-A Dunia ini telah melewati banyak masa, dan kehidupan di dunia ini telah ada sejak lama dari zaman ke zaman. Inilah siklus kehidupan, revolusi kehidupan. Ketentraman dan kedamaian tertanam pada zaman dimana kita berpijak saat ini. Sore hari yang begitu berwarna, tak lama mentari selesai dari penyinarannya. Dan pada saat ini, Tanggal 01-10-2024, sangat prihatin kondisi dunia keremajaan di dunia kita, dunia yang penuh kehijauan dan keindahan. Pengaruh media sosial sangat memengaruhi banyak orang terutama, PARA REMAJA. Benih kesuksesan, benih masa depan, yang seharusnya disiram dengan pupuk yang baik, seakan tersiram dengan pupuk KEHANCURAN!, mereka amatlah tercemar seperti yang kedua mata kita lihat, mereka BERPACARAN, MINUM MINUMAN TAK HALAL, GAME ONLINE YANG SELALU 24 JAM BERADA DI TANGAN MEREKA. Gaya hidupmu adalah ukiran kehidupanmu, apabila kamu mengukir Kehidupanmu dengan baik…. Maka baik pula skenario hidup yang kamu tuliskan...

STS PONPES IBNU TAIMIYAH

Reporter:Ibrahim harahap Pada tanggal 21 September 2024 bertepatan hari Kamis,Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah mengadakan ujian yang disebut “STS” (Sumatif Tengah Semester).Hal ini lumayan berbeda dibandingkan tahun pelajaran sebelumnya,yakni ujian dengan system Formatif/penilaian harian. “Antum harus siapkan dengan matang pada ujian kali ini .Ustad menegaskan,bahwasannya mencontek adalah perbuatan haram.Oleh karena itu ustad sangat menegaskan para santri dilarang keras mencontek.” Jelas ustad Taufiq saat menasehati santrinya di jam KBM.Walaupun demikian,ada yang mencoba untuk mengindahkan nasehat tersebut diantara mereka.Ada juga segelintir “Oknum” yang melasanakan ujian dengan cara yang curang. Pada malam ujian,santri “dipaksa” untuk belajar mandiri di masjid dengan waktu yang relative lama,yaitu dari ba’da isya hingga pukul Sembilan malam.Sebagian santri ada yang geram karena ia mengira “paksaan belajar mala...