Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Sontek VS Contek

Apa kata dasar (lema) yang merujuk kepada makna kecurangan yang dilakukan seseorang saat ujian; menjiplak? Contek atau Sontek ? Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Kemendiknas menunjukkan lema yang baku adalah sontek , bukan contek . Berikut adalah penjelasan KBBI Edisi Keempat. 1 Son.tek v menyontek; me.nyontek v (menggocoh (dgn sentuhan ringan); mencungkil (bola dsb) dengan ujung kaki: untunglah penjaga gawang itu dapat menyontek bola sehingga gawangnya selamat . 2 Son.tek v menyontek; me.nyontek v mengutip (tulisan dsb) sebagaimana aslinya; menjiplak: krn malas belajar, setiap ujian ia selalu menyontek . son.tek.an n hasil menyontek; bahan (tulisan) yg disontek Nah, dari penjelasan KBBI tersebut, jelaslah bagi kita, lema sontek ternyata memiliki dua makna yakni menggocoh atau mencungkil (seperti bola) dan makna menjiplak. Selama ini banyak terjadi kesalahan pemakaian kata yang merujuk kepada makna menjiplak yaitu memakai kat...

Tepercaya VS Terpercaya

“Produk kami sudah terpercaya sejak tahun 1960-an”, demikian bunyi sebuah iklan. Sementara itu sebuah surat kabar harian dalam salah satu edisinya menulis artikel dengan judul “Al Fulan yang tidak tepercaya lagi”. Lho , kok ada yang menulis ter percaya dan ada yang menulis te percaya, mana yang benar? Nah, sebelum kita menentukan mana yang benar dan mana yang salah, simak penjelasan berikut. Tarigan (2009) menjelaskan bahwa dalam kaidah morfofonemik {ter-}, morfem ter- berubah menjadi te- apabila diikuti oleh dasar kata yang berfonem awal /r/ atau diikuti dasar kata yang suku pertamanya berakhir dengan /er/. Contoh: (1) ter- + rasa --> terasa (2) ter- + rekam --> terekam (3) ter- + pergok --> tepergok (4) ter- + percik --> tepercik Dalam contoh (1) dan (2) di atas, karena bergabung dengan kata dasar rasa dan rekam, dua kata dasar yang berfonem awal /r/, ter- berubah menjadi te-. Jadi hasilnya terasa dan terekam, bukan terrasa dan terrekam. Dalam contoh (3) dan (4) pun...

Setiap Manusia Terikat dengan Apa yang Dikerjakannya

"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS At-Tur 52:21) " And those who believe and whose offspring follow them in Faith, to them shall We join their offspring, and We shall not decrease the reward of their deeds in anything. Every person is a pledge for that which he has earned. (QS At-Tur 52:21)

Santri atau Santeri

Pertanyaan di atas sama dengan pertanyaan-pertanyaan berikut; PUTRA – PUTRI atau PUTERA – PUTERI? ISTRI atau ISTERI? SASTRA atau SASTERA? J.S. Badudu, dalam bukunya, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar, jilid ke-III menyebutkan, berdasarkan EYD, kata asing yang asalnya bergugus konsonan seperti istri, putra, putri, sastra, pabrik, gugus konsonannya tak usah disisipi dengan e. istri tidak dijadikan isteri, atau sastra tidak dijadikan sastera. Adapun kata bergugus konsonan dari bahasa daerah atau yang serumpun dan gugus konsonannya ada pada suku kata pertama, maka gugus konsonan itu dipisahkan dengan e. Contoh trampil menjadi terampil, trap menjadi terap. Bila gugus konsonan berada di tengah suku kata, biarkan saja. Contohnya gembleng dan gembrot. Gugus konsonan pada kata istri, putra, putri, sastra, terdapat pada tengah kata sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam membentuk kata-kata itu dengan imbuhan. Yang bergugus konsonan pada suku awal kata saja tidak disisipkan e pada gugu...