Dalam kegiatan berbahasa, terutama bahasa lisan, penggunaan kata agar supaya kerap kita dengar. Perhatikan contoh berikut.
(1) “Agar supaya giat belajar, siswa harus terus dimotivasi,” ujar salah satu peserta rapat.
(2) Penanggulangan banjir harus segera dilaksanakan agar supaya kerugian bisa terkurangi.
Apakah pengggunaan kata agar supaya di atas sudah memenuhi kaidah kalimat efektif dan sesuai dengan ragam bahasa Indonesia baku? Ikuti penjelasan berikut untuk menemukan jawabannya!
Salah satu ciri kalimat efektif adalah adanya kehematan penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain. Arifin dan Tasai (2006) menjelaskan, penghematan di sini dimaksudkan tidak menggunakan kata yang memang tidak diperlukan. Caranya adalah menghindari menggunakan kata yang bersinonim dalam satu kalimat. Di satu sisi, kata agar dan supaya dalam KBBI V sama-sama digolongkan ke dalam jenis kata penghubung. Makna kedua kata tersebut adalah kata penghubung untuk menandai harapan. Dengan kata lain dapat kita tegaskan kata agar dan supaya merupakan kata yang bersinonim sehingga tidak dianjurkan digunakan dalam satu kalimat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pertanyaan di atas dapat kita jawab bahwa pengggunaan kata agar supaya dalam kalimat di atas tidak sesuai dengan prinsip kalimat efektif. Berikut perbaikan bentuk kalimat di atas agar menjadi efektif.
(3) “Agar giat belajar, siswa harus terus dimotivasi,” ujar salah satu peserta rapat.
(4) “Supaya giat belajar, siswa harus terus dimotivasi,” ujar salah satu peserta rapat.
(5) Penanggulangan banjir harus segera dilaksanakan supaya kerugian bisa terkurangi.
(6) Penanggulangan banjir harus segera dilaksanakan agar kerugian bisa terkurangi.
Rujukan:
1. KBBI V 0.3.2 Beta (32) diterbitkan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemendikbud RI.
2. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akapress.
Harta, tahta, dan wanita. Tiga kata ini sering kita dengar atau kita baca terkait dengan tiga jenis godaan bagi manusia di dunia. Namun sekarang kita tidak akan membahas esensi materi tiga kata tersebut. Fokus kita tertuju kepada bentuk kata tahta. Apakah penggunaan kata tahta sudah benar? Apakah ada bentuk kata lain yang digunakan masyarakat pengguna bahasa? Kata tahta ternyata bersaing dengan kata takhta . Hasil pengecekan penulis dalam mesin pencari kata daring, ditemukan kata tahta dan takhta. Berikut kutipannya. (1) Upacara Naik Tahta Kaisar Naruhito Dilaksanakan Pagi Ini (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190501080200-113-391032/upacara-naik-tahta-kaisar-naruhito-dilaksanakan-pagi-ini) (2) Kilas Balik Pergantian Tahta pada Masa Kerajaan di Indonesia (https://www.kompasiana.com/tomidwikinugraha7577/5c619ab6677ffb39292d44e3/kilas-balik-pergantian-tahta-pada-masa-kerajaan-di-indonesia) (3) Takhta (https://id.wikipedia.org/wiki/Takhta) Lalu bentuk kata mana yang dibakuka...
Komentar
Posting Komentar