Langsung ke konten utama

Seberapa Sempurna Diri Anda?

Apakah ada orang yang akan menjawab “Ya, saya sudah menjadi manusia sempurna” tatkala ia ditanya “Sudahkah Anda merasa menjadi orang yang sempurna?”. Saya yakin, dalam dataran lisan, jarang orang yang berani menjawab demikian. Tapi saya juga yakin, dalam dataran perbuatan, justru kebanyakan orang menunjukkan jawaban seperti di atas.
Cukup mudah mencari contoh. Ambil penulis sebagai misal. Belum lama saya tahu bahwa doa sahih sebelum makan adalah bismillah bukan Allahumma baariklana, fiima razaktana wakina azaabannar. Saya juga baru tahu ketika turun hujan maka disunnahkan membaca doa Shoyyiban naafian, atau Allahumma shoyyiban naafian.
Contoh di atas menunjukkan betapa minimnya ilmu agama penulis. Saya juga menyadari hal tersebut. Sampai titik ini, saya mengakui ilmu agama yang dimiliki kurang. Tapi, dalam tingkat perbuatan ternyata saya menunjukkan sikap saya adalah orang yang sudah sempurna dalam bidang agama. Pasalnya, saya jarang membaca buku-buku keagamaan yang ilmiah, yang kredibel, yang tidak menyelisihi pemahaman Rasulullah salalahu alaihi wasalam dan para Sahabatnya.
Tadi contoh dalam ilmu agama. Dalam bidang kebahasaan, khususnya penggunaan kata baku dan tidak baku, saya juga mengakui banyak kekurangan. Baru-baru ini saja saya mengetahui bahwa kata yang baku itu standardisasi bukan standarisasi. Entri yang baku adalah sontek bukan contek untuk merujuk kepada pengertian kecurangan yang dilakukan siswa saat ujian dengan cara menjiplak catatan.
Tapi sekali lagi, walaupun saya mengakui masih banyak kekurangan dalam hal tata bahasa baku, tapi perilaku saya justru menunjukkan saya adalah orang yang sudah sempurna dalam bidang bahasa. Ketika seorang rekan guru mengoreksi artikel saya dan menemukan beberapa kesalahan, bukannya saya berterima kasih dan langsung menerima koreksiannya. Saya malah berargumen dan dada ini terasa panas karena koreksiannya.
Ah, betapa belum sempurnanya diriku. Ungkapan tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, baru sebatas retorika atau lipstik saja. Saya ingin lisan dan perbuatan saya selaras, ungkapan tidak ada manusia yang sempurna tidak hanya sebatas hiasan di bibir saja. Semoga.
Bagaimana dengan Anda, seberapa sempurna diri Anda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahta atau Takhta?

Harta, tahta, dan wanita. Tiga kata ini sering kita dengar atau kita baca terkait dengan tiga jenis godaan bagi manusia di dunia. Namun sekarang kita tidak akan membahas esensi materi tiga kata tersebut. Fokus kita tertuju kepada bentuk kata tahta. Apakah penggunaan kata tahta sudah benar? Apakah ada bentuk kata lain yang digunakan masyarakat pengguna bahasa? Kata tahta ternyata bersaing dengan kata takhta . Hasil pengecekan penulis dalam mesin pencari kata daring, ditemukan kata tahta dan takhta. Berikut kutipannya. (1) Upacara Naik Tahta Kaisar Naruhito Dilaksanakan Pagi Ini (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190501080200-113-391032/upacara-naik-tahta-kaisar-naruhito-dilaksanakan-pagi-ini) (2) Kilas Balik Pergantian Tahta pada Masa Kerajaan di Indonesia (https://www.kompasiana.com/tomidwikinugraha7577/5c619ab6677ffb39292d44e3/kilas-balik-pergantian-tahta-pada-masa-kerajaan-di-indonesia) (3) Takhta (https://id.wikipedia.org/wiki/Takhta) Lalu bentuk kata mana yang dibakuka...

GAYA HIDUPMU, UKIRAN KEHIDUPANMU!

Reporter: Abimanyu Caesar p IX-A Dunia ini telah melewati banyak masa, dan kehidupan di dunia ini telah ada sejak lama dari zaman ke zaman. Inilah siklus kehidupan, revolusi kehidupan. Ketentraman dan kedamaian tertanam pada zaman dimana kita berpijak saat ini. Sore hari yang begitu berwarna, tak lama mentari selesai dari penyinarannya. Dan pada saat ini, Tanggal 01-10-2024, sangat prihatin kondisi dunia keremajaan di dunia kita, dunia yang penuh kehijauan dan keindahan. Pengaruh media sosial sangat memengaruhi banyak orang terutama, PARA REMAJA. Benih kesuksesan, benih masa depan, yang seharusnya disiram dengan pupuk yang baik, seakan tersiram dengan pupuk KEHANCURAN!, mereka amatlah tercemar seperti yang kedua mata kita lihat, mereka BERPACARAN, MINUM MINUMAN TAK HALAL, GAME ONLINE YANG SELALU 24 JAM BERADA DI TANGAN MEREKA. Gaya hidupmu adalah ukiran kehidupanmu, apabila kamu mengukir Kehidupanmu dengan baik…. Maka baik pula skenario hidup yang kamu tuliskan...

STS PONPES IBNU TAIMIYAH

Reporter:Ibrahim harahap Pada tanggal 21 September 2024 bertepatan hari Kamis,Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah mengadakan ujian yang disebut “STS” (Sumatif Tengah Semester).Hal ini lumayan berbeda dibandingkan tahun pelajaran sebelumnya,yakni ujian dengan system Formatif/penilaian harian. “Antum harus siapkan dengan matang pada ujian kali ini .Ustad menegaskan,bahwasannya mencontek adalah perbuatan haram.Oleh karena itu ustad sangat menegaskan para santri dilarang keras mencontek.” Jelas ustad Taufiq saat menasehati santrinya di jam KBM.Walaupun demikian,ada yang mencoba untuk mengindahkan nasehat tersebut diantara mereka.Ada juga segelintir “Oknum” yang melasanakan ujian dengan cara yang curang. Pada malam ujian,santri “dipaksa” untuk belajar mandiri di masjid dengan waktu yang relative lama,yaitu dari ba’da isya hingga pukul Sembilan malam.Sebagian santri ada yang geram karena ia mengira “paksaan belajar mala...